Kementerian Pertanian Republik Indonesia memberikan klarifikasi terkait beredarnya video pidato Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di Universitas Hasanuddin. Dalam pidato tersebut, beliau menyinggung teguran dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengenai pemberantasan mafia beras.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian, Moch. Arief, cerita tersebut bertujuan untuk menegaskan dukungan penuh dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dalam upaya memberantas mafia pangan di Indonesia.
Mentan Amran menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan berbagai lembaga penegak hukum seperti KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan. Sinergi ini bertujuan untuk menindak tegas berbagai kasus kejahatan pangan, termasuk pemalsuan pupuk, manipulasi MinyaKita, dan dugaan korupsi di internal kementerian.
Sebagai bukti keseriusan dalam menjaga integritas, Kementerian Pertanian telah memberikan sanksi kepada 1.500 pegawainya berupa demosi dan mutasi akibat pelanggaran disiplin dan integritas.
Selama periode sebelumnya, di bawah kepemimpinan Mentan Amran, Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan Polri berhasil mengungkap 784 kasus mafia pangan. Dari jumlah tersebut, 411 orang ditetapkan sebagai tersangka, yang terlibat dalam berbagai kasus seperti pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras.
Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, Mentan Amran telah menunjukkan ketegasannya dalam memberantas praktik-praktik ilegal di sektor pertanian. Dukungan penuh dari Presiden dan Wakil Presiden menjadi modal penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.
Pemberantasan mafia pangan menjadi prioritas utama Kementerian Pertanian. Upaya ini dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, melibatkan berbagai pihak terkait, untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan adil bagi seluruh pelaku di sektor pertanian.
Comments